MEMILIH PACARAN KETIKA SIAP?


Perdebatan mengenai “pacaran” pro dan kontra tak kunjung habis dibahas. Selalu memiliki sudut pandang yang berbeda akan hal yang satu ini. Pacaran atau jomblo itu adalah pilihan dari tiap-tiap individu.
Tak jarang kita kerap mendengar pembahasan mengenai hal ini. Kali ini, saya sedikit menangapi pertanyaan diluar sana yang ajukan kepada saya sekaligus sharing kepada kawan-kawan. Silahkan telaah artikel berikut ini.
Alhamdulillah, segala puji milik allah SWT. Banyak hal yang mendorong saya untuk sedikit sharing bersama kawan-kawan, dengan melihat beberapa kejadian yang memilukan hati seorang prempuan yang mendengarnya, mendengar curhatan dari berbagai kalangan maupun gendre mengenai “pacaran”, pertanyaan yang diajukan kepada saya,begitu banyak hal yang menyakitkan, menyenagkan, memilukkan yang saya tangkap dalam hal ini. Dan semua hal ini membuat saya semakin bingung, dan kebingungan tersebut saya tuangkan dalam tulisan yang insyaallah masi terdapat kebaikan dari tiap coretan yang saya tuangkan, yang tak luput dari kesalahan maupun kekhilafan.
Saya mengingat seseorang pernah datang dan meminta kepastian? Sejenak saya berpikir kepastian seperti apa yang diinginkannya. Tentu saja setiap orang membutuhkan sesuatu yang pasti saya pun seperti itu. Tapi kepastian bagaimana kah yang dimaksudkan dalam hal ini? Dalam kasus ketika prempuan maupun laki-laki yang memiliki perasaan lalu mengungkapkannya dan meminta kepastian? Kepastian seperti apa yang dipikirkan? Pacaran? Apa itu yang disebut sebuah kepastian? Dengan menjalani hubungan dengan status pacaran.. lalu? Apa bukti legalitas yang saya dapatkan ketika saya menyandang status pacaran? Apa ada bukti secara hukum yang berlaku? Ataukah kepastian hanya diukur dari sebuah pengakuan? Atau kah bukti diukur dari lamanya hubungan tersebut dan foto-foto layaknya sepasang kekasih? Sadar atau tidak khususnya seorang prempuan di klaim secara tidak sah dengan status pacaran tersebut. Ketika seorang prempuan menjalani hubungan lalu merasa dihianati dan merasa dikecewakan, lantas bagaimana bentuk pengaduan kita sebagai prempuan karena merasa dilecehkan lalu kita ditinggalkan begitu saja dan menuntut hubungan yang sudah dijalani. tak ada hal yang dapat dipidanakan mengenai status abu-abu tersebut. Penyesalan hanya tinggal air mata yang melukis sejarah, tak sedikit banyak prempuan prempuan diluar sana yang tenggelam dalam status ini. Menyalah gunakan status yang menurutnya adalah sebuah ikatan, bukan berarti tak ada yang sukses menjalani hubungan seperti ini. sukses dalam melewati jurang jurang yang kerap dapat mengiringnya menuju lubungan hitam.
Jika dikatakan takut kehilangan dengan menjadikan alasan untuk menjalani hubungan legal adalah hal yang sering terucap dan tak asing lagi dijamah oleh pendengaran. Apa yang kita miliki dalam hidup ini? apakah udara dengan gratis yang kita butuhkan sehari-hari adalah milik kita. Semua hal yang dekat dengan kita, kita merasa semua milik kita? Bagaimana hari ini jika allah tak lagi menyediakan udara, lantas masi berpikir dan merasa milik kita? Tangan yang digunakan ketika tak dapat lagi kita gunakan apakah masi merasa segalanya milik kita? Segala sesuatunya DIAlah pemilikNya, kita hanya diamanahkan untuk menjaganya ada kalanya sesuatu yang dititipkan akan diambil lagi dari diri kita. Belajarlah menyadari kita adalah makhluk yang tidak memiliki apaapun yang perlu dibanggakan secara berlebih-lebihan apa lagi menuntut dan marah jika yang dirasa milik kita hilang ataupun pergi dari jangkauan.
Tidak akan ragu dalam melakukan aktivitas pacaran jika “pacaran” adalah hal yang sah dimata hukum, sah dimata agama tentunya. karena tak ada rasa khawatir yang menyelimuti saya selama melakukan aktivitas tersebut. Kenapa hari ini banyak buku yang hadir untuk melawan pacaran, orang tua yang protektif dalam hal pacaran, ulama menyebarkan dakwah yang tiap harinya memperingati dalam hal pacaran, pro dan kontra dimana-mana. Karena kata pacaran ini yang disalah gunakan banyak orang. Dengan status pacaran yang merasa memiliki membuat sang laki-laki maupun prempuan merasa tak salah jika melakukan hal yang selayaknya untuk mengikat karena telah mengklaim dirinya memiliki status.  Kita bisa menarik garis besarnya, saya akan merasa dilecehkan ketika hari ini saya didatangi pria dan meminta kepastian dengan status “pacaran” merasa diri saya adalah kepemilikannya dengan status legal tak sah dimata agama dan tak tertulis secara legalitas dimata hukum dan bebas melakukan hal semaunya seperti layaknya saya adalah kepemilikkanya, saya diklaim dengan mudah? Justru sebagai prempuan kita menangis dengan hal ini, bukan berbangga hati karena sang pujaan hati mengajak pacaran. Apa yang ditawarkan ketika pacaran? Menikmati hari hari penuh dengan cinta? Mengisi kekosongan?dan hampa akan tujuan? Selamat lah mereka dari lubang hitam jika menuju tujuan yang sebenarnya yaitu pernikahan. Lalu bagaimana nasib yang disia-sia kan? Namun hebat kultur yang telah dibangun dalam hal berpacaran ini. hal pacaran sudah mulai membudaya didunia dan tak sedikit orang yang masi menguras akalnya untuk mengusut hal ini. tidak akan menjadi masalah jika status pacaran yang digunakan mempunyai tujuan yang jelas yaitu ke arah pernikahan jika hanya dijadikan ajang pamer,pemenuhan hasrat, kekosongan jiwa, kenikmatan sementara, dan ketika dipertanyakan kapan menikah hanya mampu menjawab nanti nanti saja, belum sukses, belum kerja, belum siap bla bla bla, lantas jika sudah mengetahui dirinya belum siap menikah mengapa menjalani hubungan dengan status legal tersebut. Siapa yang dapat menjamin seseorang yang menjalin hubungan tersebut lepas dari koridor setan. Tak munafik melihat zaman sekarang, jika dirasa status pacaran adalah perantara yang tepat untuk saling mengenal satu sama lain lebih dalam mengenai keluarganya.
Tetapi alangkah baiknya tak perlu menggunakan status tersebut, karena saling mengenal satu sama lain bisa melalui pertemanan, bahkan tak ada satupun yang tertutupi jika menjalin pertemanan sifat aslinya lebih terlihat, mengapa bisa begitu? Coba posisikan diri anda jika memiliki pacar dan ingin bertemu denganya pastinya anda ingin terlihat sempurna dimata pasangan anda, segala sikap diperhatikan. Jika bersama teman? Tak pernah terpikirkan hal itu. Yaa walaupun kita tahu hal itu terjadi pada pasangan yang seumur jagung. Lalu apakah menjamin yang menjalin hubungan bertahun-tahun saling mengenal lebih dalam pada saatnya akan menikah? Belum tentu...
Jika sang pemilik hubungan tak kunjung memikirkan pernikahan selamanya bayang-bayang rumah tangga hanyalah tinggal bayangan. Banyak contoh yang sering terjadi dilingkungan sekitar kita, yang menjalani hubungan bertahun-tahun, keluarga ke dua belah pihak saling mengenal satu sama lain bahkan ada yang telah bertunangan, mampu kandas diperjalanan. Toh, sama halnya seperti mengambil cabutan “BERUNTUNG” atau “ANDA KURANG BERUNTUNG”. So simple..
Lalu memaki maki tuhan karena merasa tuhan tak adil? Padahal diri mu sendiri yang membawa kepada jurang memilukan. Setiap orang punya pilihan dan setiap orang akan menjalani setiap pilihannya. Jika hari ini banyak yang pandai berbicara mengenai ayat mengenai pacaran dan begitu anti pacaran dan ketika suatu saat dirinya pun pacaran yang salah bukanlah Teorinya melainkan Pilihannya. Terkadang teori tak mampu sejalan dengan realita, selagi tetap berpegang teguh dalam keistiqomahannya insyaallah tuhan selalu memberikan jalan keluar dalam melewati ujian yang menerpa.
Untuk menjadi perempuan memang tidak mudah, untuk menjadi muslimah yang seutuhnya pun tak mudah. Tapi justru suatu hadiah terindah yang akan kita raih jika dapat melewati cobaan silih berganti. Hadiah yang tak disangka-sangka yang telah disiapkanNya. Jadilah perempuan yang muslimah siapapun yang memiliki mu nantinya adalah orang yang paling beruntung. Untuk mewujudkan hal itu perlu dibenahi dari sekarang.
Lalu pertanyaan yang selalu ditujukan kepada saya, pelan pelan mulai terkupas lewat tulisan ini. saya tidak bisa pacaran karena saya belum siap untuk menikah. Ya, tak munafik saya dekat dengan siapa saja dan saya tidak merasa khawatir untuk dikhianati ataupun disakiti dalam hal ini, walaupun salah satu dari mereka ada yang membuat saya jatuh hati. Lantas hal apa yang membuat saya takut untuk kehilangan dia? Jika nantinya ada yang berbicara mengenai hati dan sayapun memiliki perasaan yang sama, silahkan datang untuk melamar. Jika pada akhirnya tak bersatu, lalu hal apa yang saya khawatirkan? saya sama sekali tidak merasa dirugikan. Maupun waktu, tenaga maupun hari-hari yang saya jalani tidak merusak segalanya. Hidup saya akan terus berjalan, dunia ini luas. Dan seluas apapun dan pada akhirnya ketika saya siap saya pun akan berhenti pada pilihan dari banyaknya pilihan yang ada.
Perempuan itu ibarat bunga yang mekar indah dan harum, ketika memilih untuk pacaran. Kau juga telah memilih dipagar, sama saja dengan menolak seseorang yang lebih baik untuk datang. Karena memilih dipagar kau hanya melihat satu sosok yang berarti untuk mu. Padahal jika kau buka pagar pagar itu kau mampu melihat betapa luas kebun bunga tersebut.
Layaknya seseorang yang masuk keJejeran Toko Pakaian. Ia akan sibuk mencoba-coba pakaian yang disukainya dan pada akhirnya dari tiap tiap pilihan yang ada ia akan memutuskan satu untuk dibawa pulang, satu diantara banyaknya yang disukainya. walaupun dirinya tahu baju yang dipilihnya belum tentu lebih baik dari banyaknya baju yang disiapkan melihat sangat banyak pilihan yang ada. seseorang tak memilih apapun dari toko tersebut karena tak ada uang yang disiapkan untuk membeli pakaian, bahkan ada segelintir dari mereka yang mempunyai banyak uang tapi hanya mencoba-coba dan terus mencoba. Dan tak merasa perlu untuk membeli. Itu semua adalah pilihan.
Ya, semua itu adalah pilihan. Apapun pilihan yang telah diambil itulah jalan yang akan ditempuh.
Memilih Pacaran Ketika Siap..

Komentar

Postingan Populer