Individu dan Masyarakat



“INDIVIDU DAN MASYARAKAT”
(Peradaban Manusia Secara Umum)
Oleh : EYRAH

Pengantar
Manusia dalam ilmu sosiologi terdiri dari individu dan masyarakat, adalah dua hal yang melekat pada pola manusia dan disebut sebagai makhluk sosial. Hubungan sosial manusia adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Para filsof menjelaskan bahwa manusia itu memiliki tabiat madani (sipil atau sosial). Maksudnya manusia itu harus memiliki hubungan sosial yang menurut istilah mereka disebut Al- Madinah (kesipilan atau kependudukan). Sama dengan makna Al-Umran (peradaban).
Secara etimologi individu di bagi menjadi dua yaitu In (Tidak) Divide (Terbagi), kedua hal tersebut menjadi satu objek otonom atau biasa disebut person atau manusia. Sedangkan secara Epistimologi, Individu adalah makhluk yang memiliki raga (fisik) yang berakal (pola pikir). Analogi individu dan masyarakat yaitu seperti organ tubuh dan tubuh. Individu sebagai organ tubuh dan tubuh sebagai masyarakat, jika satu sakit maka semuanya sakit.
Dan masyarakat adalah kumpulan individu yang berinteraksi atas pola tertentu dan kepentingan tertentu. Adapun masyarakat yang berinteraksi tersebut disebut sebagai makhluk sosial yang melakukan hubungan sosial dengan manusia lainnya.  Kesaling hubungan antara individu satu dengan lainnya. Adapun pola yang dimaksud yaitu suatu sistem, tata nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat. Suatu masyarakat akan memiliki kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan dengan tujuan hendak dicapai individu.
Proses Terbentuknya Masyarakat
Dalam kajian falsafah tuhan menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang biasa disebut maskulin atau jalaliah (keagungan) dan perempuan feminim atau jamaliah (keindahan). Tuhan menciptakan manusia untuk manifetasi, melalui sifat-sifat tuhan. Jalaliah, dengan sifat tuhan yang maha perkasa dan bijaksana dan jamaliah yang maha pengasih dan penyayang. Walaupun demikian bukan berarti perempuan saja yang memiliki sifat maha pengasih dan penyayang nya sedangkan kaum laki-laki tidak memilikinya. Pada dasarnya baik laki-laki dan perempuan memiliki sifat-sifat tuhan yang sama hanya saja kadarnya berbeda dengan begitu perbedaan saling melengkapi dalam kehidupan ini. Adapun hubungan manusia dengan tuhan adalah hamba. Manusia dengan semesta, saling mengenal kepemimpinan dan manusia dengan manusia saling berpasang-pasangan, ini yang disebut dengan hubungan intim (suami-istri) dan sosial (berinteraksi).
Ketika laki-laki dan perempuan menjalin hubungan secara intim (suami-istri), maka akan menjadi suatu keluarga. seterusnya perkembangan dari keluarga membentuk suku, dari beberapa suku menjadi bangsa. Dan akhirnya masyarakat dunia multi etnis dan ras seperti sekarang ini.
Dalam suatu peradaban untuk mempertahankan kehidupan, maka hadirnya pembagian peran, tugas dan tanggung jawab. Tuhan menciptakan makhluk di bumi ini, bukan serta merta tanpa alasan. Manusia harus berusaha mempertahankan hidupnya, sementara kemampuannya terbatas. Misalnya, ia mampu memperoleh paling sedikit dari makanannya, yaitu satu kali makan dalam sehari, maka ia tidak dapat menghasilkannya kecuali dengan menumbuk bahan makanan, lalu membuatnya dalam betuk adonan lalu memasaknya. Proses tersebut membutuhkan wadah dan peralatan yang tak dapat terwujud kecuali dengan adanya tukang besi, tukang kayu, dan pembuat tembikar. Karena itu, harus terkumpul banyak kemampuan dari banyak manusia agar mereka dapat bertahan hidup. Adanya hubungan sosial di antara mereka membuat kebutuhan-kebutuhan mereka mudah terpenuhi.
Begitu juga untuk mempertahankan diri, manusia butuh bantuan dari manusia lain. Sebab Allah SWT menciptakan tabiat-tabiat dalam diri hewan dan membagi-bagikan kemampuan di antara mereka, maka Allah SWT menjadikan hewan terutama yang buas dan memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada kekuatan manusia. Karena insting memusuhi itu ada dalam diri setiap binatang, maka untuk masing-masing binatang Allah SWT menciptakan anggota tubuh yang ia gunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Untuk manusia, Allah SWT menjadikan ganti atas semua itu, yakni daya pikir (akal) dan tangan. Tangan dipersiapkan untuk berbagai macam keahlian dengan bantuan daya pikir. Keahlian-keahlian menghasilkan beragam peralatan yang mengantikan anggota-anggota tubuh yang dimiliki binatang-binatang buas untuk mempertahankan diri. Contohnya tombak menggantikan tanduk dan lain sebagainya sebagaimana dituturkan oleh Galineos dalam buku Fungsi Anatomi Tubuh. Kekuatan satu manusia tidak dapat membandingkan kekuatan binatang terutama binatang buas. Karena itu dibutuhkan perilaku tolong-menolong di antara sesama manusia. Selama hubungan tolong-menolong tersebut tidak terwujud, maka makanan yang dibutuhkan tidak terwujud dan tidak dapat bertahan. Namun, jika kepekaan sosial dan hubungan sosial itu terjalin diantara mereka, maka tercapailah makanan untuk stamina tubuh dan persenjataan untuk mempertahankan diri. Jika hubungan sosial tidak ada, maka tidak sempurna wujud mereka dan tidak terwujud apa yang dikhendaki Allah SWT. Anggota-anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk masyarakat, (Al-Maidah [5] : 5).
Kontradiksi manusia, namun istilah kontradiksi yang ada pada manusia adalah makhluk yang sempurna dengan kecerdasan dan kemerdekaanya dapat berbuat baik sesamanya. Manusia memiliki akal, hati dan kebebasan. Dengan itu, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadinya dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tetapi, manusia memiliki potensi ke-jahatan walaupun tidak dapat dipungkiri manusia memiliki sifat menolak kezhaliman dan berbuat baik sesamanya. Pada waktu yang sama ia akan merasakan adanya pertentangan konstan dan keinginan tak terbatas (hawa nafsu). Hawa nafsu cenderung ke arah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu (Yusuf [12]: 53 dan Rum [30]  29). Karena itu, harus ada sesuatu yang menolak permusuhan di antara mereka, hal ini tidak diambil dari selain manusia karena ketidakmampuan hewan untuk berfikir dan berinspirasi. Hal ini yang dapat mencegah di antara mereka sendiri yang memiliki dominasi dan kekuasaan yang dapat memaksa atas mereka sehingga tidak ada pihak di antara mereka yang bertindak sewenang-wenang terhadap pihak lain. Inilah arti dari raja atau pemimpin.
Kemerdekaan tak terbatas hanya dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu bersamaan, karena kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. Kekuatan seorang individu atau beberapa individu terhadap yang lain kemudian secara tidak adil mengarahkan penggunaan tenaga lain sebagai eksploitasi. Kekuatan tersebut menghambat hak-hak orang lain akibat keinginan yang tidak pada tempatnya, sehingga terjadi ketidakadilan.
Problem Sosial (Dalam Buku Jalaludin Rakhmat, “Rekayasa Sosial”)
Problem adalah perbedaan anatara das sollen (yang seharusnya, yang kita inginkan) dan das sein (yang nyata, yang terjadi). Problem itu dapat bertaraf sosial dan bisa individual. Problem individual harus diatasi secara individual. Jika beberapa orang menjadi pengangguran perlu dikaji kembali apakah masalah-masalah yang terjadi merujuk ke individual seperti malas, tidak punya skill. Tetapi, jika pengangguran dalam jumlah banyak, itu sudah menjadi problem sosial. Kalau untuk mengatasi masalah individual perlu diatasi dengan individual therpy (terapi atau penyembuhan individual). Dan untuk mengatasi problem sosial, perlu mengubah instuisi-intuisi sosial, sistem sosial, dan norma-norma sosial yang sebelumnya berlaku dalam suatu masyarakat. Harus ada perubahan sosial bukan individual.
Masalah personal adalah masalah yang bermula dari individual qualities (kualitas-kualitas individual) atau dari lingkungan terdekat. Sebaliknya, masalah sosial bermula dari faktor atau lingkungan sosial.

Individu dan Masyarakat dalam Perspektif Barat
1.      Perspektif Sosialisme (Karl Marx)
Marx membagi struktur masyarakat ke dalam dua bagian: suprastruktur dan infrastruktur. Suprastruktur adalah bagian yang soft dari sebuah kebudayaan, sedangkan infrastruktur adalah bagian yang hard. Yang termasuk infrastruktur suatu kebudayaan, misalnya, struktur ekonomi atau teknologi ke budayaan itu sendiri; sedangkan suprastruktur nya adalah ideologi, kepercayaan, agama, ideas, belief dll. Menurut Marx, suprastruktur ditentukan oleh infrastruktur.
Sosialisme memandang bahwa individu yang diberikan kebebasan maka kan menyebabkan eksploitasi terhadap individu lain. Oleh karena itu mesti ada pembatasan terhadap hak-hak individu. Adapun tujuan sosialisme adalah terbentuknya masyarakat komunal modern. Kepemilikan kolektif terhadap sumber-sumber produksi. Dan inilah yang dicita-citakan Marx.
Marx memandang manusia yaitu mekanisme yang ada pada manusia, refresentatif atas dirinya untuk bekerja itulah kemerdekaan, kerja menjadi hubungan antar generasi, kerja hubungan antar sosial. Basis filosofis Marx yaitu situasilah yang menentukan keadaan. Ketika negara dan pasar menyatu maka menimbulkan oligarki. Yaitu politik pertahanan kekayaan. Konsekuensi alamiahnya dari tahap perkembangan kapitalis yang dieksploitasi masyarakat.
2.      Perspektif Liberalisme (Max Weber)
Liberal berarti bebas. Liberalisme memandang bahwa untuk menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadilan maka individu harus diberikan kebebesan yang seluas-luasnya. Individu diberi kesepatan untuk berusaha, berpendapat dll. Dalam hal ini negara hanya berperan sebgai fungsi administratif belaka. Intervensi negara dalam kebijakan publik diusahakan seminim mungkin.
Suatu masyarakat dikatakan mengalami perubahan sosial jika sistem sosialnya juga berubah. Jadi, dalam perkembangan masyarakat itu, individu tidak berperan apa-apa.  Weber pun berasumsi bahwa semua perubahan sosial dumulai dari perubahn tingkah laku manusia, perubahan dari human action, perubahan dari tindakan-tindakan manusia yang ada di masyarakat. Weber pun disebut sebagai pendiri sociolofi humanis, sosiologi yang kembali menempatkan pereanan manusia dalam perubahan-perubahan sosial. Dalam hal ini, manusia dapat mempengaruhi perubahan sosial. Berbeda dengan Marx, Weber berpendapat superstructure yang sangat aktif dan efektif mengubah sejarah. Tesisi Weber terbukti dengan lahirnya kapitalisme.
Kapitalisme adalah sebuah sistem sosial yang ditegakkan di atas dasr pencarian keuntungan dan tindakan-tindakan rasional. Max Weber mengataka, kapitalisme adalah pengantar menuju masyarakat modern. Menurut Weber, sebagai sebuah sistem sosial,kelahiran kapitalisme di Eropa Barat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manusia. Ada perubahan dalam tingkahlaku manusia menjelang kelahiran kapitalisme. Sekelompok orang yang perilakunya berbeda dengan kebanyakan orang pada zaman itu. Tindakan itu didasarkan pada semangat yang disebut semangat kapitalisme terdiri dari, sebagai berikut :
a.       Motiv memperoleh laba
b.      Hidup sederhana
c.       Semangat misi
Adam Smith sendiri dalam bukunya The Wealth of Nation membahas tentang invisible hand atau tangan yang tidak terlihat yang mengatur keseimbangan pasar. Smith berpendapat bahwa peran negara terhadap pasar akan meracunkan ekonomi. Dengan adanya permintaan (Demand) dan penawaran (Supply) akan membentuk keseimbangan pasar.
Tujuan kapitalism adalah membentuk masyarakat rasional atau konsumsi masyarakat tingkat tinggi. Konsumsi masyarakat tingkat tinggi adalah implementasi dari tingkat produksi yang tinggi pula. 


Sumber :
Nilai Dasar Perjuangan (NDP), HMI, Cak Nur
Khaldun, Ibnu, 2016, “Mukaddimah”, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar
Mulyanto, Dede, 2012, “Genealogi Kapitalisme”, Jogjakarta, Gedung Amal Insani
Rakhmat, Jalaludin, 2005, “Rekayasa Sosial”, Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya

Komentar

Postingan Populer