PUISI: Kekerasan terhadap gadis bengkulu
Memoar Luka Perempuan
(Karya eyrAh)
Gairah seorang perempuan dilukiskan kotor disetiap mulut kering bermunafikan nafsu,
Pada masanya dirinya tumbuh dan berkembang,
Senyumnya indah Lewat tarian seragam pramuka penuh beragam mimpi surga,
Dengan harapan indah segala kebebasan hati digenggamnya,
Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi,
Empat belas ekor serigala penuh kehausan merajalela merampas dunianya,
Dirinya diikat dalam segala perbuatan, tangan kecilnya dipaksa tegak berdiri,
Seragam coklatnya ternodai dengan perut perut miras yang buncit menekan tubuhnya yang mulai lemas,
Matanya sekejab merajalela melihat gelap, mimpinya pun tengelam didalam laut,
Wajahnya basah layaknya petir yang berselingkuh pada hujan,
Dimatanya penuh jeritan memanggil ayah ibunya,
Badanya penuh gemetar merintih kesakitan atas luka yang tidak seperti biasanya,
Darah mulai mengering dikulit pahanya,
Terik matahari pun menjadi saksi,
dari Jiwa gadis kecil yang kalut,
dengan tubuh telanjang dilangit,
Dalam hatinya menyimpan tuhan,
Helaan nafas terakhirnya pun menandai wajah bajingan yang tersenyum menarik resleting,
dengan penuh kepuasan hasrat hingga anus dan vagina menyatu,
Tubuhnya diseret seret seperti bangkai busuk yang telah diterkam binatang buas merajalela,
O, iblis menjelma manusia.. mereka meninggalkan gadis kecilku ditengah hutan dengan kaki dipotong,
Yang Kering bersama Air matanya,
Angin mengadu pada alam, menyaksikan kebiadaban dialam liar.
(Kasus kekerasan seksual yang maraknya terjadi bukanlah angin lalu, kasus yuyun hadir sebagai alaram, betapa tidak moralitas belum ditegakkan. Banyak hal yang harus diperbaiki, kabar buruk bagi semesta bahwa bangsa sedang tidak sehat!)
(Karya eyrAh)
Gairah seorang perempuan dilukiskan kotor disetiap mulut kering bermunafikan nafsu,
Pada masanya dirinya tumbuh dan berkembang,
Senyumnya indah Lewat tarian seragam pramuka penuh beragam mimpi surga,
Dengan harapan indah segala kebebasan hati digenggamnya,
Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi,
Empat belas ekor serigala penuh kehausan merajalela merampas dunianya,
Dirinya diikat dalam segala perbuatan, tangan kecilnya dipaksa tegak berdiri,
Seragam coklatnya ternodai dengan perut perut miras yang buncit menekan tubuhnya yang mulai lemas,
Matanya sekejab merajalela melihat gelap, mimpinya pun tengelam didalam laut,
Wajahnya basah layaknya petir yang berselingkuh pada hujan,
Dimatanya penuh jeritan memanggil ayah ibunya,
Badanya penuh gemetar merintih kesakitan atas luka yang tidak seperti biasanya,
Darah mulai mengering dikulit pahanya,
Terik matahari pun menjadi saksi,
dari Jiwa gadis kecil yang kalut,
dengan tubuh telanjang dilangit,
Dalam hatinya menyimpan tuhan,
Helaan nafas terakhirnya pun menandai wajah bajingan yang tersenyum menarik resleting,
dengan penuh kepuasan hasrat hingga anus dan vagina menyatu,
Tubuhnya diseret seret seperti bangkai busuk yang telah diterkam binatang buas merajalela,
O, iblis menjelma manusia.. mereka meninggalkan gadis kecilku ditengah hutan dengan kaki dipotong,
Yang Kering bersama Air matanya,
Angin mengadu pada alam, menyaksikan kebiadaban dialam liar.
(Kasus kekerasan seksual yang maraknya terjadi bukanlah angin lalu, kasus yuyun hadir sebagai alaram, betapa tidak moralitas belum ditegakkan. Banyak hal yang harus diperbaiki, kabar buruk bagi semesta bahwa bangsa sedang tidak sehat!)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan saran & kritik anda :)