Yuk Jemput Hidayah
Assalamu'alaikum warahmatullah wa barakatuh.
Salam untuk para muslimah yang sedang menuju hijrah :)
Alhamdulillah, kali ini saya berkesampatan berbagi kisah hijrah saya, semoga dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kawan-kawan.
Salam untuk para muslimah yang sedang menuju hijrah :)
Alhamdulillah, kali ini saya berkesampatan berbagi kisah hijrah saya, semoga dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kawan-kawan.
Hidayah didapatkan atau Hidayah itu dijemput?
Wahai ukti, ketika kita mengatakan "Dia Dapat Hidayah" sadar kah kita, berarti ada letak ketidak adilan bagi orang yang tidak mendapatkannya. Sekali lagi ukhti, hidayah itu dijemput. Hidayah telah disiapkan kepada masing-masing makhluk ciptaannya, tinggal bagaimana kalian ingin menjemputnya. Ibarat Kado yang berada didepan pintu rumah anda. Itu hak kalian ingin mengambilnya atau mengabaikannya begitu saja ;)
Berkat hidayah dan taufiqnya, saya telah menjemput hidayah itu dan bersyukur atasNya.
Wahai ukti, ketika kita mengatakan "Dia Dapat Hidayah" sadar kah kita, berarti ada letak ketidak adilan bagi orang yang tidak mendapatkannya. Sekali lagi ukhti, hidayah itu dijemput. Hidayah telah disiapkan kepada masing-masing makhluk ciptaannya, tinggal bagaimana kalian ingin menjemputnya. Ibarat Kado yang berada didepan pintu rumah anda. Itu hak kalian ingin mengambilnya atau mengabaikannya begitu saja ;)
Berkat hidayah dan taufiqnya, saya telah menjemput hidayah itu dan bersyukur atasNya.
Ketahuilah ukti, siapapun makhluk berhak menentukan nasibnya. Bagaimanapun masa lalunya.
Begitupun dengan saya, hari ini saya telah menjemput hidayah itu.
Saya juga mempunyai masa lalu, bahkan ketika saya memutuskan untuk berhijrah tidak semudah yang kawan-kawan pikirkan. Sebelum saya menggunakan Hijab, dulunya saya prempuan yang berprilaku layaknya laki-laki, bahkan saya seorang penari, menerjuni dunia model, bahkan puncak kesuksesan sudah didepan mata. Tapi langkah ku berbelok arah. Aku memutuskan untuk berhijrah dengan berhijab. Siapapun akan heran dengan keputusan ku, bagaimana mungkin sih rambut pirang, berpakaian minim berhijab? Tak sedikit banyak guyonan pedas yang terdengar.
Begitupun dengan saya, hari ini saya telah menjemput hidayah itu.
Saya juga mempunyai masa lalu, bahkan ketika saya memutuskan untuk berhijrah tidak semudah yang kawan-kawan pikirkan. Sebelum saya menggunakan Hijab, dulunya saya prempuan yang berprilaku layaknya laki-laki, bahkan saya seorang penari, menerjuni dunia model, bahkan puncak kesuksesan sudah didepan mata. Tapi langkah ku berbelok arah. Aku memutuskan untuk berhijrah dengan berhijab. Siapapun akan heran dengan keputusan ku, bagaimana mungkin sih rambut pirang, berpakaian minim berhijab? Tak sedikit banyak guyonan pedas yang terdengar.
Semuanya berawal dari bulan ramadhan tahun 2014, Masyaallah dibulan yang suci itu allah mengetuk pintu hati ku, Tradisi kami setiap bulan ramadhan dilingkungan ku, berkumpul diLanggar sekitar rumah kami, menghidupkan malam malam Ramadhan dengan Tadarus, Tarawih, sholat Tahajud, zikir dilanggar itu sampai subuh pun tiba. Seraya mendekati allah, aku selalu merasa ada hal yang kurang dari ku, aku selalu merasa malu saat bersama kawan ku yang sudah berhijab. Aku mencoba-coba berhijab dan aku merasa nyaman akan jilbab yang ku kenakan dengan pakaian baru ku. Bahkan tak hanya sekali aku kerap dihantui dengan mimpi-mimpi yang membuatku sangat lelah dan susah untuk tidur hanya karna lelah untuk berpikir untuk berhijab. Aku tahu, allah sangat dekat dengan ku. Akupun mendatangi mama ku dan bercerita keinginan ku untuk berhijab, aku pun tersentak saat mendengar mama ku tidak menyetujui hal tersebut. Aku pun menangis merasa kecewa akan sikap mama ku, beliau menyepelehkan ku.
Ngapain sih berjilbab kalau lepas pasang? Sudah siap ngak kamu berjilbab? Nanti aja berjilbab kalau sudah nikah! Kamu begitu karna kamu sering kelanggar! Kamu itu mau ikut-ikutan aja berjilbabnya! Lebih baik hati dulu yang kamu perbaikin! tingkah laku mu! baru berhijab
Subhanallah, tiada henti kesedihan ku karena mendapat penolakan keras dari mama ku, selama ini aku selalu kuat jika mama ku yang mendukungnya. Rasanya separuh jiwa ku mati, saat mendengar responnya. Aku pun memPending niat ku itu. Sampai akhirnya aku bernazhar jika IP ku bagus,nanti aku dapat beasiswa dan uangnya aku belikan jilbab semua. Pikir ku seperti itu. Berkat kerja keras ku dan usaha ku, alhamdulillah IP ku sangat memuaskan. Bahkan sebelum mendaftarkan beasiswa aku telah menabung dengan keras untuk niat ku. Tak ku tunggu beasiswa ku ataupun nazhar ku, pikir ku kalau bisa sekarang mengapa menunggu nanti. Keperihan hati akibat mendapat penolakan berhijab.aku obati dengan terus mengkaji tentang pentingnya berhijab.
Sampai akhirnya dibulan Maret 2015 aku telah mengumpulkan uang saku ku, ternyata niat itu belum padam. Bahkan mimpi-mimpi itu masih sering menghantui ku. Bahkan ketika aku mengetahui akan hal penderitaan yang akan didapatkan oleh ayahku ketika anak perempuannya tidak menutup auratnya, Aku semakin dihantui akan perasaan bersalah ku selama ini. Aku tak berhenti menghadap sang pencipta semoga langkah ku dimudahkan olehNya. Karena ikhlas lillahitallah aku berhijrah hanya karena allah, mengharap keridho'aNya
Selalu ku tempel foto ayah ku di lemari pakaian ku, ketika aku membuka lemari pakaian ku, aku selalu melihat wajahnya. Walau aku
Tahu aku tidak pernah menatap wajahnya secara langsung, berada dalam dekapannya. Serta memanggilnya dengan kata "ayah" tapi aku begitu mencintainya jauh dilubuk hati ku aku menyanginya aku takut karna aku ayah ku menderita. Aku ingin membangun surga untuk mu ayah kata-kata itu yang membuat ku termotivasi untuk berhijrah.
Alhamdulillah allah memudahkan aku, akupun telah memiliki hijab. Raut wajah mama ku tak pernah senang melihat ku, aku beralasan kalau jilbab ini dari sahabat ku, resah dan gelisah menghantui bahkan semalaman pun aku tak bisa tidur karena keputusan ku untuk besok berhijab. Keputusan ku ini begitu berat karena dimana lingkungan dan dunia ku sangat bertolak belakang. Mataharipun terbit aku harus berangkat kuliah. Aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengucapkan bismillah. Dan mengucapkan dalam hati. Semua ini aku serahkan kepada allah, aku ikhlas karena allah dan mengharap RidhoNya. Aku berjanji, aku akan mengiring keluarga ku, sahabat-sahabatku untuk berhijrah kejalan dimana yang seharusnya kita berjalan.
Selalu ku tempel foto ayah ku di lemari pakaian ku, ketika aku membuka lemari pakaian ku, aku selalu melihat wajahnya. Walau aku
Tahu aku tidak pernah menatap wajahnya secara langsung, berada dalam dekapannya. Serta memanggilnya dengan kata "ayah" tapi aku begitu mencintainya jauh dilubuk hati ku aku menyanginya aku takut karna aku ayah ku menderita. Aku ingin membangun surga untuk mu ayah kata-kata itu yang membuat ku termotivasi untuk berhijrah.
Alhamdulillah allah memudahkan aku, akupun telah memiliki hijab. Raut wajah mama ku tak pernah senang melihat ku, aku beralasan kalau jilbab ini dari sahabat ku, resah dan gelisah menghantui bahkan semalaman pun aku tak bisa tidur karena keputusan ku untuk besok berhijab. Keputusan ku ini begitu berat karena dimana lingkungan dan dunia ku sangat bertolak belakang. Mataharipun terbit aku harus berangkat kuliah. Aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengucapkan bismillah. Dan mengucapkan dalam hati. Semua ini aku serahkan kepada allah, aku ikhlas karena allah dan mengharap RidhoNya. Aku berjanji, aku akan mengiring keluarga ku, sahabat-sahabatku untuk berhijrah kejalan dimana yang seharusnya kita berjalan.
Aku pun mengulurkan hijab ku dan jilbab ku. Kini rambut pirang ku tertutup, pakaian minim ku sudah ku singkirkan dalam lemari ku. Aku tau mama ku masi merespon tidak baik. Tapi aku tau aku tidak pernah sendirian aku pun menginjakkan kaki keluar rumah dengan hijab ku. Masyaallah aku merasa lahir kembali kedunia ini, aku merasa ringan langkah kaki ku, baru kali ini aku merasa udara itu sangat nyaman ku hirup, bahkan aku merasa alam pun ikut bahagia, sungguh banyak hal yang aku dapatkan yang tidak mudah aku jelaskan dengan kata-kata. Aku selalu merasa nyaman dan praaan senang.
Bukan berarti hanya pujian yang akan menghampiri tetapi gunjingan, dan goyanan pasti ada. Tapi apa perlu menutup mulut setiap orang tentang diri kita? biarkan saja, karena setiap orang mempunyai mulutnya untuk berkata. Kita hanya perlu membuktikan siapa kah diri kita. Bukan sibuk menutup mulut setiap orang yang menilai kita. Ketika keputusan berani ku itu telah terlaksana. Aku pun mulai meninggalkan dunia ku, aku pun mendekati kawan kawan ku yang membawa ku keranah yang lebih baik. Aku pun mulai mengikuti organisasi yang menurut ku didalamnya aku bisa merasa nyaman akan keputusan ku. Dan mendekati sahabat- sahabat ku yang menguatkan ku dengan mengikuti taqlim, tabliq akbar dan sharing tentang hijab dan agama dengan perempuan-prempuan hebat. Semua itu ku lakukan agar lebih kuatnya iman ku. Tak berhenti aku belajar. Dan aku terus merasa kurang sehingga aku terus berproses untuk lebih baik lagi.
Masyaallah allah selalu memberikan pertolongannya dengan berhijab ku, entah dari mana-mana kawan ku mengirimkan jilbab, hadiah bertaburan yang ketika ku buka isinya jilbab. Bahkan tak segan-segan kaka sepupu ku memberikan jilbabnya. Aku tahu ini semua dari allah. Tak berhenti aku mengucap syukur. Allah mendekatkan ku kepada orang-orang yang baik, aku pun mendapatkan ketenangan jiwa. Bahkan keluarga ku menjadi harmonis. Hubungan ku dengan ayah tiri ku menjadi baik, mama ku mulai terketuk hatinya untuk mengikuti langkah ku, adik kecil ku yang prempuan mengikuti perangaiku dengan berjilbab. Adik laki-laki ku begitu menghargai ku dan bangga kepada ku. Sungguh jodoh dan rezeki tak takut untuk ku. Aku yakin apapun yang diniat kan hanya karena allah pastinya akan indah. :)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan saran & kritik anda :)